Lompat ke isi utama

Berita

Kajian Kitab Adabul Islam fi Nizhamil Usrah Warnai Jumat Sehati Bawaslu Kudus

19 September 2025 Kajian Kitab Adabul Islam fi Nizhamil Usrah Warnai Jumat Sehati Bawaslu Kudus

Ketua Bawaslu Kudus, Moh Wahibul Minan, sebagai penceramah dengan materi kajian kitab Adabul Islam fi Nizhamil Usrah.

Bawaslu Kudus News – Bawaslu Kudus melaksanakan kegiatan Jumat Sehati yang diisi dengan agenda siraman rohani pada Jumat (19/9/2025) di Kantor Bawaslu Kudus. Acara ini diisi oleh Ketua Bawaslu Kudus, Moh Wahibul Minan, sebagai penceramah dengan materi kajian kitab Adabul Islam fi Nizhamil Usrah.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Ketua Bawaslu RI Nomor 32 Tahun 2025 tentang Penyampaian Program Jumat Sehati dan Jumpa Berlian di Lingkungan Bawaslu, Bawaslu/Panwaslih Provinsi, dan Bawaslu/Panwaslih Kabupaten/Kota.

Melalui program tersebut, seluruh jajaran Bawaslu se-Indonesia diimbau untuk membudayakan pola hidup sehat, memperkuat integritas personal, serta meningkatkan kualitas moral dan spiritual dalam menjalankan tugas pengawasan demokrasi.

Dalam sambutannya, Ketua Bawaslu Kudus Moh Wahibul Minan menjelaskan bahwa pengawasan pemilu bukan hanya menuntut ketelitian administratif, melainkan juga memerlukan hati yang bersih dan niat yang tulus. Oleh karena itu, keseimbangan antara jasmani dan rohani menjadi kunci penting dalam membangun integritas pengawas pemilu.

“Jumat Sehati adalah momentum kita untuk menata diri. Kesehatan jasmani kita jaga dengan olahraga, sementara kesehatan rohani kita rawat dengan siraman rohani. Dengan begitu, kita bisa mengawasi pemilu dengan hati yang jernih, berintegritas, dan penuh tanggung jawab,” ungkapnya.

Dalam sesi inti, Minan menyampaikan kajian dari kitab Adabul Islam fi Nizhamil Usrah yang membahas tentang tatanan keluarga dalam pandangan Islam. Ia menguraikan bagaimana kondisi keluarga sebelum datangnya Islam sangat rapuh, hubungan kekerabatan tercerai-berai, masyarakat dipenuhi permusuhan, serta perempuan kehilangan martabat dan hak-haknya.

“Keluarga sebelum datangnya Islam dalam keadaan tercerai-berai, dipenuhi kebencian dan permusuhan, serta laki-laki menindas kaum perempuan, hingga mereka diperlakukan layaknya barang yang diperjualbelikan dan diwariskan,” ujarnya membacakan salah satu kutipan dari kitab.

Islam kemudian hadir membawa perubahan mendasar. Ajaran Islam menempatkan keluarga sebagai fondasi utama masyarakat, menjaga kehormatan perempuan, memberikan hak-hak yang adil bagi seluruh anggota keluarga, serta menumbuhkan kasih sayang di tengah kehidupan rumah tangga.

“Lalu datanglah Islam yang mengangkat martabat perempuan, menjaga kehormatannya, serta menjadikan keluarga sebagai fondasi yang baik dalam membangun masyarakat, yang berdiri di atas kasih sayang dan rahmat,” tuturnya.

Program Jumat Sehati sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bawaslu RI mengamanatkan agar setiap kantor Bawaslu melaksanakan aktivitas olahraga bersama, siraman rohani, serta pembinaan mental di setiap hari Jumat. Tujuannya adalah menciptakan budaya kerja yang sehat, tangguh, dan berintegritas, sejalan dengan peran Bawaslu sebagai pengawal demokrasi.

Selain itu, program Jumpa Berlian juga terus digalakkan sebagai gerakan partisipatif yang menanamkan nilai kejujuran, kepedulian terhadap lingkungan, dan kesadaran kolektif dalam menjaga demokrasi. Kedua program ini dirancang bukan sekadar rutinitas, tetapi sebagai gerakan moral yang mengakar pada budaya kerja seluruh jajaran Bawaslu. [*]

Penulis: Desi
Foto: Rosid
Editor: Tim Humas Bawaslu Kudus