Lompat ke isi utama

Berita

Podcast Ngobrol Santai Bawaslu Kudus: Tetap Kreatif dan Inovatif di Tengah Minimnya Anggaran

6 Oktober 2025 Podcast Ngobrol Santai Bawaslu Kudus Tetap Kreatif dan Inovatif di Tengah Minimnya Anggaran

Pengambilan video Podcast Ngobrol Santai Bareng Bawaslu Kudus

Bawaslu Kudus News - Bawaslu Kabupaten Kudus kembali menghadirkan nuansa berbeda dalam upaya menjaga komunikasi publik melalui Podcast Ngobrol Santai Bareng Bawaslu Kudus, yang kali ini menghadirkan tiga pimpinan sekaligus, yakni Ketua Bawaslu Kudus, Moh Wahibul Minan, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Heru Widiawan serta Koordinator Divisi SDM, Organisasi, dan Diklat, Septyandra Trisnasari, Senin (6/10/2025).

Dalam suasana santai namun penuh makna, ketiganya berbincang mengenai peran dan kegiatan Bawaslu pasca tahapan pemilu dan pemilihan. Melalui obrolan ringan ini, mereka ingin menjawab rasa penasaran masyarakat yang kerap bertanya tentang aktivitas Bawaslu setelah tahapan pemilu selesai.

Septyandra Trisnasari, yang juga berperan sebagai pemandu acara, membuka perbincangan dengan menegaskan bahwa banyak masyarakat masih belum memahami bahwa tugas Bawaslu tidak berhenti setelah pemilu usai.

“Banyak yang mengira Bawaslu itu hanya bekerja saat pemilu. Setelah itu, mereka bertanya-tanya, kita ngapain sih? Nah, lewat podcast ini kita ingin menjawab hal itu,” ujarnya.

Ketua Bawaslu Kudus, Moh Wahibul Minan, menambahkan bahwa meskipun masa tahapan pemilu telah berakhir, Bawaslu tetap memiliki berbagai kegiatan strategis. Ia menjelaskan bahwa saat ini lembaganya berfokus pada penguatan kelembagaan, sosialisasi kepemiluan, hingga pengawasan Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan (PDPB).

Menurutnya, keterbatasan anggaran tidak menjadi penghalang bagi Bawaslu Kudus untuk terus berinovasi.

“Memang penganggaran hari ini sangat efisien. Tapi itu bukan berarti kita berhenti. Justru di tengah keterbatasan, kami dituntut untuk lebih kreatif. Banyak kegiatan yang kita lakukan tanpa anggaran, tapi tetap berdampak,” terangnya.

Beberapa kegiatan yang dilakukan di antaranya “Bawaslu Menyapa”, “Podcast Keliling” ke perguruan tinggi di Kudus, hingga kolaborasi dengan berbagai lembaga. Menurut Minan, inisiatif semacam ini tidak hanya memperkuat hubungan Bawaslu dengan masyarakat, tetapi juga menjadi bentuk tanggung jawab moral lembaga dalam menjaga keberlangsungan fungsi pengawasan.

“Negara membayar kita bukan hanya untuk datang ke kantor. Tapi untuk bekerja nyata di tengah masyarakat. Selama kita bisa berbuat sesuatu, maka itu akan kita lakukan,” tegasnya.

Sementara itu, Heru Widiawan menyoroti pentingnya menjaga kesinambungan fungsi pengawasan dan komunikasi dengan masyarakat setelah tahapan pemilu berakhir. Ia menyebut periode pasca pemilu sebagai fase “perawatan mesin demokrasi”.

“Kalau kita ibaratkan mesin, pasca tahapan ini adalah masa maintenance. Kalau tidak dirawat, maka di 2029 nanti kita tidak bisa ‘gaspol’. Makanya, kegiatan seperti ini penting untuk menjaga ritme dan kesadaran publik,” katanya.

Heru juga menyinggung soal peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pada pemilu sebelumnya. Ia menilai, banyaknya laporan dan temuan justru menunjukkan meningkatnya kepedulian warga terhadap proses demokrasi.

“Dulu banyak yang apatis. Sekarang masyarakat sudah mulai peduli, datang ke kantor Bawaslu, melaporkan dugaan pelanggaran. Itu bukti kesadaran politik mulai tumbuh,” tambahnya.

Di akhir sesi, ketiganya sepakat bahwa menjaga sinergitas antarpimpinan dan staf merupakan kunci dalam menjalankan berbagai program di tengah keterbatasan. Mereka juga berterima kasih kepada seluruh staf yang turut berperan aktif mendukung kegiatan inovatif seperti podcast ini.

“Di Bawaslu Kudus, kami tidak mengenal sekat antara pimpinan dan staf. Semua berjalan bersama, berdiskusi, dan berinovasi demi keberlanjutan lembaga,” tutup Minan.

Dengan suasana akrab diselingi tawa, obrolan ini membuktikan bahwa Bawaslu Kudus tak hanya fokus pada pengawasan tahapan pemilu, tetapi juga terus berupaya menanamkan nilai-nilai demokrasi di tengah masyarakat. Melalui media kreatif seperti podcast, Bawaslu Kudus berkomitmen menjaga semangat pengawasan partisipatif agar tetap hidup di antara publik. [*]

Penulis: Desi
Foto: Desi
Editor: Tim Humas Bawaslu Kudus