Peran Pemilih Milenial Diulas Dalam Webinar Pojok Pengawasan Bawaslu Kudus
|
Bawaslu Kudus News – Demi mendorong partisipasi masyarakat khususnya kaum milenial, Bawaslu Kudus menyelenggarakan Webinar Pojok Pengawasan dengan tema Peran Pemilih Milenial dalam Pengawasan Pemilu dan Konstelasi Demokrasi di Indonesia, Rabu (8/09/2021).
Webinar yang dilaksanakan melalui aplikasi zoom meetings dan juga disiarkan secara live straeming di youtube Bawaslu Kabupaten Kudus dimulai pada pukul 10.00 WIB, dengan dipandu langsung oleh perempuan berparas cantik bernama Arina Elwidad yang juga merupakan alumni Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif (SKPP) Bawaslu Tahun 2021 asal Kabupaten Kudus.
Tak tanggung-tanggung, dalam webinar tersebut ada empat narasumber, yaitu Anggota Bawaslu Kudus, Bahrudin, S.HI., M.H., Ketua BEM Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) Yosafril Dwi Putra, Ketua BEM Universitas Muria Kudus, Muh Alvin Rizqiya, dan Ketua DEMA IAIN Kudus, Moh Khoirul Annas.
Narasumber Moh Khoirul Anas dari DEMA IAIN Kudus, mengungkapkan kaum milenial sebagai agent of change dan agent of control demi membangun kebangsaan dalam konstelasi demokrasi yang ada di Negara.
“Usia milenial merupakan usia produktif, dengan begitu kaum milenial diharuskan lebih cermat dalam membaca wacana ataupun wawasan kedepan sebagai agent of change dan agent of control”, ungkapnya.
Kemudian Narasumber dari BEM UMK, Muh Alvin Rizqiya mengatakan peran kaum milenial juga sebagai check and balances, penyeimbang dari kaum pemula yang baru saja mempunyai hak pilih.
“Selain sebagai agent of change dan agent of control perlu juga di imbangi dengan literasi-literasi demokrasi dan kepemiluan, agar dapat memeberikan edukasi kepada masyarakat yang baru mendapatkan hak pilih atau masyarakat yang masih apatis terhadap penyelenggaraan demokrasi Pemilu”, katanya.
Selanjutnya, Ketua BEM UMKU, Yosafril Dwi Putra dalam paparannya menjelaskan bahwa generasi Z dan generasi milenial sangat akrab dengan teknologi informasi, mereka merupakan pengguna, pembuat dan terpapar informasi dari media internet, baik dari situs berita, media sosial serta aplikasi percakapan. Keaktifan mereka dalam dunia internet, baiknya dimanfaatkan untuk berpartisipasi mengawasi konten negatif yang dapat menciderai kesatuan dan persatuan bangsa serta demokrasi Pemilu.
“Perlu kita ketahui, selain ada generasi milenial juga ada generasi z, akan tetapi generasi tersebut masih memiliki kemiripan, yakni sama-sama aktif didunia media sosial. Fenomena itu akan lebih baik jika generasi tersebut diarahkan ke hal positif, misalnya berpartisipasi dalam pengawasan Pemilu”, ungkapnya.
Anggota Bawaslu Kabupaten Kudus, Bahrudin, S.HI., M.H., menyampaikan bahwa Bawaslu sudah memiliki program Sekolah Kader Pengawas Partisipatif, program tersebut dimaksudkan untuk mencetak kader yang siap berperan menjadi pengawas partisipatif. Partisipasi masyarakat yang turut serta mengawasi jalannya Pemilu dan Pemilihan juga merupakan partisipasi dalam menjaga demokrasi Pemilu.
“Suksesnya penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan bukan hanya dilihat dari partisipasi pengunaan hak suara, akan tetapi perlu juga partisipasi masyarakat dalam yang turut serta mengawasi jalannya Pemilu dan Pemilihan”, pungkasnya.
Penulis : Fauzi
Foto: Zaki
Editor: Tim Humas Bawaslu Kudus